Spiritualitas Kenosis: Tantangan dan Tuntutan untuk Mewujudkan Gereja Kaum Miskin Di Tengah Budaya Jawa
DOI:
https://doi.org/10.34081/fidei.v7i2.599Keywords:
Church of The Poor, Jesus Christ, Kenosis, Poverty, Semar and TogogAbstract
Fenomena kemiskinan menjadi masalah yang tidak dapat dihindari oleh gereja, dan gereja pun tidak dapat mengabaikan fenomena ini. Gereja harus merengkuh kemiskinan sehingga menjadi bagian dari kehidupan gereja secara utuh. Hambatan utama perengkuhan gereja terhadap kemiskinan adalah strata sosial masyarakat, khususnya masyarakat Jawa, yang bersifat hierarki. Pembagian kelompok dalam hierarki masyarakat, seringkali memupus habis empati terhadap kemiskinan. Berdasarkan hal ini, tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah upaya agar gereja dapat merengkuh kemiskinan yang diwujudkan dalam bentuk gereja kaum miskin. Sarana utama dalam merengkuh kemiskinan adalah spiritualitas kenosis (pengosongan diri), yang dihasilkan dari sinergi antara kenosis Yesus Kristus, dalam Injil, dengan kenosis Semar dan Togog, dalam pemahaman budaya Jawa. Dengan menggunakan metode kualitatif, khususnya dengan pendekatan kepustakaan, penelitian ini menghasilkan bahwa gereja kaum miskin dapat dibangun bila gereja memiliki spiritualitas kenosis. Dengan spiritualitas kenosis, gereja bukan hanya merengkuh kemiskinan melainkan juga masuk, melibatkan diri, dan menjadi bagian langsung dari kemiskinan itu, sehingga setiap anggota jemaat yang ada di dalam gereja, meskipun mereka berasal dari latar belakang sosial yang berbeda, hidup dalam pola kesejajaran yang bersifat egaliter.References
Banawiratma, JB. Sepuluh Agenda Menggereja Dan Berteologi Kontekstual. Yogyakarta, 2020.
Banawiratma, JB, and J Muller. Berteologi Sosial Lintas Ilmu: Kemiskinan Sebagai Tantangan Hidup Beriman. Yogjakarta: Kanisius, 1993.
Beare, F.W. A Commentary on The Epistle to The Ephesians. London: Adam & Charles Black, 2006.
Budiman, Arief. “Kemiskinan, Pemiskinan, Dan Peran Agama: Sebuah Peta Pemikiran.” In Iman, Ekonomi, & Ekologi Refleksi Lintas Ilmu Dan Lintas Agama, edited by JB Banawiratma, 26–37. Yogyakarta: Kanisius, 1996.
Duchrow, Ulrich. Mengubah Kapitalisme Dunia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Ghofir, Jamal. “Nilai Dakwah Dalam Kebudayaan Wayang.” Jurnal Dakwah 14, no. 2 (2013): 235–261.
Holden, William N., and William O. Mansfield. “Laudato Si: A Scientifically Informed Church of the Poor Confronts Climate Change.” Worldviews: Environment, Culture, Religion 22, no. 1 (2018): 28–55.
Ilo, Stan Chu. “The Church of the Poor: Towards an Ecclesiology of Vulnerable Mission.” Ecclesiology 10, no. 2 (2014): 229–250.
Kessel, Rob Van. 6 Tempayan Air: Pokok-Pokok Pembangunan Jemaat. Yogyakarta: Kanisius, 1997.
Magnis-Suseno, Franz. Javanese Ethics and World View. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Mcclain, Alva J. “The Doctrine of the Kenosis in Philippians 2 : 5-8.” Master’s Seminary Journal 1, no. Spring (1998): 85–96.
Mello, Anthony de. Awareness: Butir-Butir Mutiara Pencerahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Nggebu, Sostenis. “Konsep Kenosis Yesus Kristus Dalam Filipi 2:1-11 Sebagai Norma Dasar Spiritualitas Kristen.” Integritas: Jurnal Teologi 5, no. 1 (2023): 1–17.
Panjaitan, Firman. “KEWARGAAN DI SURGA: Tuntutan Meneladani Kristus.” Jurnal Amanat Agung 17, no. 2 (2022): 249–270.
———. “Teo-Ekologi Kontekstual Dalam Titik Temu Antara Kejadian 1:26-31 Dengan Konsep Sangkan Paraning Dumadi Dalam Budaya Jawa.” GEMA TEOLOGIKA 7, no. 2 (2022): 223–242.
———. “The Church’s Contextual Mission to Poverty Problems in Indonesia.” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 5, no. 2 (2021): 153.
Panjaitan, Firman, and Ruth Anugrah Olivia. “Allah Yang Memiliki Kesetaraan Sosial: Tafsir Amos 4:1-3.” Predica Verbum: Jurnal Teologi dan Misi 3, no. 2 (2023): 84–97.
Panjaitan, Firman, and Hendro Siburian. “Misi Kristologi Dalam Konteks Kebudayaan.” Logia 1, no. 1 (2020): 44–61.
Pieris, Aloysius. Berteologi Dalam Konteks Asia. Yogyakarta: Kanisius, 1996.
Purves, David R. “Relating Kenosis to Soteriology: Implications for Christian Ministry amongst Homeless People.” Horizons in Biblical Theology 35, no. 1 (2013): 70–90.
Rubianto, Vitus. Paradigma Asia: Pertautan Kemiskinan & Kereligiusan Dalam Teologi Aloysius Pieris. Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Sihite, Franseda, Carolina Etnasari Anjaya, and Yonatan Alex Arifianto. “Mamon Dalam Kultur Penyembahan Orang Kristen Masa Kini.” Jurnal Teruna Bhakti 4, no. 2 (2022): 257–266.
Sindunata. “Menulis Wayang Dengan Estetika Semar.” Basis, March 1995.
Singgih, Emmanuel Gerrit. Berteologi Dalam Kontekstualisasi Teologi Di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Siswanto, Nurhadi. “Filosofi Kepemimpinan Semar.” Panggung 29, no. 3 (2019).
Steensen, Kristian Quistgaard, and Kaspar Villadsen. “From Social Gospel to CSR: Was Corporate Social Responsibility Ever Radical?” Organization 27, no. 6 (2020): 924–942.
van Teijlingen, Karolien. “The ‘Church of the Poor and the Earth’ in Latin American Mining Conflicts.” Religions 13, no. 5 (2022).
Toron, Yosef Masan. “Gereja Katolik Dan Orang Cacat Mewujudkan Mimpi Gereja Kaum Miskin.” Jurnal Alternatif Wacana Ilmiah Interkultural 1, no. 1 (2023).
Win, Emiraldo. “Kemiskinan Di Indonesia (Faktor-Faktor Penyebab Dan Solusinya).” SOSFILKOM : Jurnal Sosial, Filsafat dan Komunikasi 12, no. 01 (2018): 16–21.
Yewangoe, A A. Theologia Crucis Di Asia. Vol. 53. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Pemberitahuan Hak Cipta:
Penulis yang menerbitkan artikel di Fidie: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika ini menyetujui ketentuan berikut:
1. Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal Fidei dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA 4.0), yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
2. Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari karya versi terbitan jurnal Fidei (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
3. Penulis diizinkan dan didorong untuk mempublikasikan karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar atas karya yang diterbitkan (Lihat pengaruh akses terbuka).